Model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model
pembelajaran memiliki lima unsur dasar yaitu :
a. syntax, yaitu
langkah-langkah operasional pembelajaran,
b. social system,
adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran,
c. principles of reaction,
menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon
siswa,
d. support system,
segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran,
e. instructional dan nurturant effects yang merupakan
hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang ditetapkan (instructional
effects) dan hasil belajar di luar yang ditetapkan (nurturant effects)
(Naskah Model Pembelajaran Kajian Konstitusionalitas yang dikeluarkan oleh Dit.
PSMA, 2016).
Pengertian model pembelajaran
berdasarkan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran adalah kerangka
konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis,
pengaturan, dan budaya. Sedangkan pendekatan pembelajaran merupakan cara
pandang yang digunakan seorang guru untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Cara pandang tersebut perlu direalisasikan dalam pembelajaran
dengan menggunakan model atau metode pembelajaran tertentu.
Agar mendapatkan gambaran riil
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar, mari kita pahami ilustrasi kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh dua orang guru Matematika berikut. Guru A mengajarkan materi
jarak antara titik dan garis dalam ruang dimensi tiga dengan menggunakan
prosedur berikut :
a. Setelah memberi salam,
berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik, guru meminta siswa duduk
berdasarkan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Guru membagikan bangun
ruang dimensi tiga (kubus, balok, limas, dll) kepada setiap kelompok, dan
masing-masing kelompok mendapat bangun ruang yang berbeda.
c. Guru meminta siswa untuk
menentukan jarak sebuah titik terhadap garis yang harus didiskusikan dalam
kelompok.
d. Siswa mengerjakan tugas
dengan berdiskusi dalam kelompok, sambil sesekali bertanya kepada guru, atau
mencari dari buku siswa maupun buku lain yang relevan, atau dari internet.
e. Sambil berjalan berkeliling
guru mengarahkan siswa untuk menemukan jarak tersebut dengan berbagai cara,
termasuk mengukur, atau dengan menggunakan aturan yang telah dipelajarinya.
f. Guru meminta perwakilan
kelompok mengemukakan hasil diskusi masing-masing kelompok untuk ditanggapi
oleh kelompok lain, (guru mencatat hasil dari semua kelompok sambil sesekali
memberi arahan atau masukan).
g. Setelah semua kelompok
memaparkan hasil diskusinya, guru mengulas
kembali hasil paparan kelompok dan meminta siswa menyimaknya.
h. Guru dan siswa membuat
simpulan berdasarkan hasil diskusi kelas.
i. Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan memberikan tugas dan meminta siswa mempelajari materi yang akan dibahas
pada kegiatan selanjutnya, kemudian memberi mengakhiri dengan memberi salam.
Sedangkan guru B menggunakan
prosedur berikut.
a.Setelah memberi salam,
berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik, guru meminta soswa untuk membuka
buku Matematika siswa halaman yang memuat materi dimensi tiga.
b.Guru meminta siswa membaca
dan mempelajari materi tersebut, kemudian duduk di kursinya sambil memeriksa
hasil ulangan kelas lain.
c.Siswa membaca buku sesuai
dengan yang ditugaskan guru. Setelah 30 menit, guru (sambil tetap duduk)
meminta salah seorang siswa menjelaskan isi halaman yang dibacanya, dan meminta
siswa lain untuk menanggapinya. Sambil masih duduk di kursinya guru bertanya
mengerti atau tidak, kemudian menjelaskan materi yang sedang dipelajari siswa
di buku.
d.Guru meminta siswa untuk
mengerjakan soal-soal yang ada di buku (waktu yang disediakan sampai jam
pelajaran selesai).
e.Setelah bel berbunyi namun
siswa belum selesai mengerjakan, maka guru meminta melanjutkan pekerjaannya di
rumah.
f. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan memberi salam.
Kedua guru tersebut di atas
telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan prosedurnya masing-masing, namun
belum bisa disebut telah menerapkan model pembelajaran tertentu, karena
pembelajaran yang dilakukan oleh guru A dan gur B belum memenuhi di antara lima
unsur dasar model pembelajaran, yaitu syntax, social system, principles
of reaction, support system, dan instructional dan nurturant
effects atau jika dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 belum menunjukkan
adanya nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya khas model pembelajaran
tertentu.
Dalam Permendikbud No. 103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan
bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antarpeserta didik dan antara
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan pada permendikbud nomor 22 Tahun 2016 pembelajaran merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan. Berdasarkan dua Permendikbud tersebut, maka pembelajaran dapat
diartikan sebagai proses terjadinya interaksi siswa dengan guru, siswa dengan
siswa, dan siswa dengan sumber belajar untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Lingkungan belajar yang diharapkan adalah berbasis aktivitas
berdasarkan karakteristik (1) interaktif dan inspiratif; (2) menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; (3)
kontekstual dan kolaboratif; (4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan (5) sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, serta perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Guru dalam melaksanakan
pembelajaran dapat menggunakan berbagai pendekatan, antara lain berbasis
keilmuan/saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menekankan
pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui
kegiatan yang memberikan pengalaman belajar yang bervariasi, mengembangkan
sikap ilmiah, mendorong ekosistem sekolah berbasis aktivitas ilmiah, menantang,
dan memotivasi dengan beberapa kegiatan berikut :
1. Mencermati objek pengamatan
untuk mendapatkan gambaran/ide besar dari objek pengamatan, komponen, dan
keterkaitan antarkomponen objek yang diamati untuk menumbuhkan sikap ketelitian
dan kecermatan;
2. Penumbuhan rasa ingin tahu
dengan mempertanyakan sesuatu dari objek yang diamati. Kemudian ditindaklanjuti
dengan menyusun pertanyaan yang tepat;
3. Melengkapi informasi yang
diperlukan untuk menjawab keinginantahuan dan/atau melakukan tugas yang
diberikan melalui berbagai cara;
4. Mengonstruk pengetahuan
berdasarkan informasi diperoleh; dan
5. Menyaji pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh melalui berbagai cara.
Pendekatan berbasis keilmuan
bukan satu-satunya pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 dan bukan pula
urutan langkah-langkah pembelajaran yang dimaknai sebagai prosedur, akan tetapi
merupakan pengalaman belajar sebagai dampak dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar